Sugeng Rawuh | Wilujeng Sumping | Selamet Dheteng | Rahajeng Rauh | Salamaik Datang | Horas | Mejuah-Juah | Nakavamo | Slamate Iyoma| Slamate Illai | Pulih Rawuh | Maimo Lubat |

Museum Perjuangan Bogor


Museum Perjuangan
Kalau ga boleh dibilang jauh, jarak dari Taman Topi ke Museum Perjuangan ga deket si kawan, tapi bikin malu juga kalau naik angkot. Kami mulai dilanda kecemasan karena mendung mulai menggantung sedangkan perjalanan kami belum ke kebun raya, bisa ga lucu kalau di Kebun Raya hujan, dikata mau camping ujan-ujanan...^^

Kami tidak membuang waktu untuk bergegas ke Museum Perjuangan Bogor, dari kecemasan berubah kekalutan, karena gerimis mulai datang. Kami masuk di Museum sekitar pukul setengah dua siang, dengan membeli tiket terlebih dulu tentunya. Tiketnya sangat membuat hati trenyuh kawan-kawan, yaitu Cuma seribu rupiah untuk dewasa dan lima ratus perak untuk anak-anak. Bagaimanalah kira-kira mereka merawat dan melestarikan museum ini yang tentunya butuh dana tidak sedikit. Kami terbangun dari lamunan mengingat waktu kami Cuma 30 menit sebelum menuju ke Kebun Raya...^^
Museum ini berlokasi di Jl. Merdeka dan secara resmi dinyatakan sebagai museum pada 26 Oktober 1957. Kalau melihat gedungnya, kami menduga-duga ini adalah bangunan kuno, dan betul, ternyata gedung ini dibangun tahun 1879 dan berfungsi sebagai gudang komoditas rempah-rempah dan hasil bumi lainnya. Museum ini terdiri dari dua lantai. Lantai satu berisi senjata-senjata termasuk artileri pada masa perang kemerdekaan sedangkan lantai dua berisi senjata-senjata juga (apa bedanyaaa...^^). Di lantai dua ada dioramanya juga, diorama perang di Sukabumi, Bogor, jalur gerilya Panglima Sudirman dan lain sebagainya.
Taukah kawan, yang bikin kita aga gimanaaa gitu waktu di lantai dua adalah, disitu ada beberapa seragam prajurit dan perwira yang dipakai pada saat perang, termasuk seragam Kapten Muslihat yang dipakai pada saat perang, lengkap dengan darahnya waktu ketembak sampai akhirnya gugur. Konon baju-baju tersebut tidak dicuci dan dibiarkan begitu saja seperti kondisi terakhir dipakai oleh sang pemiliknya (maaf tidak kami poto, suka serem soalnya ^^). Oiya..foto-foto para pahlawan juga ada di situ, sekedar mengingatkan bagi kami-kami yang suka lupa ini muka siapa, ini siapa dan lain sebagainya, tapi waktu kami kesana, semua jadi jelas adanya, bahwa kami bukan lupa, tapi tidak tau...^^ tapi itu dulu, sekarang kami sudah tau..:p
Cukup dengan museumnya, kami menelusuri jalur yang sama waktu kami berangkat untuk kembali ke persimpangan Jl. Kapten Muslihat – Jl. Ir. H. Djuanda. Dari pertigaan tersebut kami belok kanan (kalau ke kiri kembali ke Balai Kota...) menuju ZEBAOTH (apaan tuh??)

0 comments:

Post a Comment

Indonesia Barat