Sugeng Rawuh | Wilujeng Sumping | Selamet Dheteng | Rahajeng Rauh | Salamaik Datang | Horas | Mejuah-Juah | Nakavamo | Slamate Iyoma| Slamate Illai | Pulih Rawuh | Maimo Lubat |

Museum Cangkuang

Terletak persis di depan makam Eyang Dalem Arief Muhammad ada bangunan kecil yang tidak begitu luas. Kami mencoba cari tahu bangunan apa sih itu sebenarnya. Eits..ada tulisan di sebelah kiri atas bangunan, ternyata eh ternyata itu adalah Museum. Di beranda nya duduk banyak mahasiswam-mahasiswa yang mendegarkan penjelasan. Kemudian para petugas menggunakan seragam. Alas kaki harus dilepas pula. Nah, MPK hanya mengutus satu orang anggota nya untuk masuk ke dalam untuk mengetahui apa sih yang ada di dalam bangunan itu.

Museum Geologi

Tidak jauh dari Museum Pos terdapat Museum Geologi. Sebelum membahas tentang koleksi, mari kita bahas terlebih dahulu tentang sejarahnya.
Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang dimulai sejak pertengahan abad ke-17 oleh ahli geologi dari Eropa. Awalnya disebut dengan Dienst van het Mijnwezen, dibentuk pada tahun 1850. Kelembagaan ini berganti nama jadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun 1922, yang bertugas melakukan penyelidikan geologi dan sumberdaya mineral. Hasil penyelidikan yang berupa contoh-contoh batuan, mineral, fosil , laporan dan peta memerlukan tempat untuk penganalisaan dan penyimpanan, sehingga pada tahun 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung. 

Museum Pos

Satu komplek dengan gedung sate adalah Museum Pos, yang berada di dalam bangunan gedung Pos Bandung.
Museum ini terletak di Jalan Cilaki No. 73, Kelurahan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan. Letaknya tak jauh dari Gedung Sate yang ternama itu. Bangunan Museum Pos menyatu dengan kantor pos Gasibu yang ada di jalan Cilaki.

Museum Sri Baduga

Ada beberapa opsi untuk menuju ke museum ini kawan, jika dari Kebon Kalapa, kita ambil angkot warna kuning yang menuju Tegal Lega dan berhenti di Lapangan Tegal Lega untuk sedikit berjalan ke Museum. Tapi jika ambil dari markas MPK Dipati Ukur, pakailah Damri jurusan Dipati Ukur – Leuwi Panjang, dan turun di Lapangan Tegal Lega. Tarifnya? kalau pake angkot dari Kebon Kalapa, Rp. 2.000. Kalau pakai DAMRI? Sama...^^ (kalau sama kenapa dibedakan boooos >.<). Jadi, tarifnya, baik dari Kebon Kalapa maupun dari Dipati Ukur sama-sama Rp. 2.000. mengenai rute dan lain sebagainya akan diantar oleh Jeng E-Lin.

Museum Perjuangan Bogor


Museum Perjuangan
Kalau ga boleh dibilang jauh, jarak dari Taman Topi ke Museum Perjuangan ga deket si kawan, tapi bikin malu juga kalau naik angkot. Kami mulai dilanda kecemasan karena mendung mulai menggantung sedangkan perjalanan kami belum ke kebun raya, bisa ga lucu kalau di Kebun Raya hujan, dikata mau camping ujan-ujanan...^^

Indonesia Barat